Batu bara adalah salah satu bahan bakar mineral yang tersusun dari hidrokarbon. Batuan jenis sedimen ini juga pada dasarnya menyerap oksigen dan menghasilkan sejumlah panas secara alami. Inilah salah satu penyebab mengapa tingkat risiko kebakaran di area tersebut cukup tinggi. Untuk mencegah atau mengatasinya, banyak perusahaan penambang batu bara yang memanfaatkan mining fire suppression system seperti dari https://www.fluidcon.id/foam-guard-fire-suppression-system-by-fsi/. Sekalipun pada akhirnya kebakaran benar terjadi, kerugian yang dialami perusahaan akan dapat diminimalisir.
Namun, apa saja sih sebenarnya yang menjadi pemicu munculnya nyala api di area pertambangan selain dari sifat alami batu bara tersebut?
Mengutip tulisan E. B. Park dalam laman Indian National Science Academy Journals, nyala api atau fire ignition dapat disebabkan oleh, setidaknya, tiga hal, yakni:
- Spontaneous combustion.
Pembakaran spontan merupakan penyebab umum pertama atas kejadian nyala api di area pertambangan batu bara. Menurut laman Britannica, istilah ini merujuk pada peristiwa kebakaran tanpa aplikasi (sumber) panas dari luar area pertambangan. Jadi, nyala api karena spontaneous combustion dapat terjadi ketika bahan yang mudah terbakar—dalam hal ini batu bara—disimpan dalam jumlah besar. Proses oksidasi yang lambat di sekitar tumpukan batu bara inilah yang meningkatkan suhu udara kemudian menimbulkan titik api. Untuk itu, batu bara tidak selayaknya dicadangkan dalam jumlah yang banyak. Pun jika terpaksa demikian, batu bara harus dibasahi agar oksidasi udara dapat tereduksi.
- Mechanical fire.
Seperti penamaan klasifikasinya, penyebab nyala api ini tentu disebabkan oleh gesekan mekanis berkelanjutan yang berlangsung selama beberapa waktu tertentu. Panas yang terbentuk karena gesekan itu kemudian menimbulkan nyala api dan membakar bahan mudah terbakar di sekitarnya. Contoh-contoh nyala api karena alasan mekanis di pertambangan batu bara dapat berupa gesekan tali pengangkut batu bara yang terus bergerak tanpa henti; gesekan sabuk konveyor rangka baja yang rusak; kelebihan beban pada sabuk konveyor; sampai rusak atau terbukanya lampu pengaman para penambang.
- Electrical fire.
Menurut Park, kebakaran di area pertambangan batu bara karena peralatan listrik merupakan penyebab nyala api yang paling jarang terjadi. Sebab, kejadian seperti ini umumnya terjadi dalam rentang waktu yang sangat cepat. Sehingga, nyala api bisa terjadi ketika korslet dari peralatan listrik itu menyentuh bahan mudah terbakar di sekitarnya. Media penyebar api yang biasa terpakai adalah minyak, limbah minyak, ataupun kain lap berminyak yang ditinggalkan oleh penambang di dekat aliran listrik. Selain ketiga media ini, trafo (truk pengangkut) batu bara yang bersimbah minyak dan kabel rusak di area pertambangan juga dapat menjadi konduktor api dari peralatan listrik. Maka dari itu, benda-benda mudah terbakar di area pertambangan wajib dijauhkan dari peralatan listrik.
Itulah dia 3 macam penyebab nyala api di area pertambangan. Semoga informasi dalam artikel ini bermanfaat, ya.