Budayawan Sudjiwo Tedjo mengungkap kekesalannya pada sejumlah pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang terjadi. Sebagaimana diketahui, pelanggaran PSBB sempat terjadi di Bandara Soekarno Hatta dan perpisahan gerai McD Sarinah beberapa waktu lalu. Pelanggaran PSBB itu diikuti dengan banyaknya mall dan pusat perbelanjaan yang kembali ramai.
Di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (19/5/2020), Sudjiwo Tedjo awalnya mengatakan bahwa dirinya sudah bertahan hanya di dalam rumah sekitar kurang lebih dua bulan. Bahkan ia juga enggan datang enggan pergi ke studio untuk melakukan wawancara. "Ya di rumah saja, dua bulan di rumah saja saya enggak mau keluar."
"Rekaman saya rekaman di rumah enggak mau di studio," ujar Sujiwo. Sehingga, Sujiwo merasa kesal dengan penumpukan orang di Bandara Soekarno Hatta maupun perpisahan gerai McD Sarinah "Makanya agak marah marah kalau di bandara numpuk, McDonald numpuk orang," ujar Sujiwo.
"Enggak adil ya," timpal Karni Ilyas. Budayawan asal Jember ini mengatakan, dirinya bahkan rela melarang anaknya bertemu dengannya selama PSBB. Padahal anaknya hanya tinggal di Bekasi, sedangkan dirinya di Tangerang Selatan.
"Anak saya, menantu saya saya larang datang ke sini yang di Bekasi," sambung Sujiwo. Dalam video itu tampak sekali Sudjiwo merasa jengkel dengan pelanggaran pelanggaran PSBB yang terjadi. "Makanya agak gini juga melihat kerumunan di McD dan lain lain," ungkapnya sambil mengepalkan tangan.
Media sosial akhir akhir ini diramaikan oleh tagar 'Indonesia Terserah' oleh para tenaga medis. Ungkapan tersebut viral setelah banyaknya pelanggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Misalnya, ada penumpukan calon penumpang di bandara Soekarno Hatta beberapa hari lalu dan penutupan gerai McD Sarinah.
Plt Deputi 2 Kantor Staf Presiden (KSP), Abetnego Tarigan lantas turut mengungkapkan rasa berdukanya pada para tenaga medis. Ia juga sempat menyindir banyaknya orang yang hadir dalam acara penutupan gerai McD Sarinah Minggu (10/5/2020). Mulanya, Abetnego menjelaskan bahwa dirinya sendiri juga lebih sibuk dan tak memiliki waktu dengan keluarga selama Covid 19.
"Jadi kalau dulu sebelum Covid itu saya lima hari itu Sabtu Minggu pasti bisa di rumah sekarang itu tujuh hari itu full bekerja." "Malam ini saya menyiapkan bahan untuk persiapan nanti rapat evaluasi pelaksanaan Covid 19 besok," cerita Abetnego. Ia lalu mengungkap rasa dukanya pada para tenaga medis.
Pasti cukup sulit apa yang mereka hadapi saat ini. "Jadi hal hal seperti ini sudah bisa membayangkan apalagi temen temen medis yang mencurahkan banyak tenaga, pikiran dan juga risiko itu ada deket." "Kalau saya mungkin enggak terlalu deket karena berurusan sama dengan dokumen dan sebagainya sebagainya gitu," ungkapnya.
Lalu, Abetnego menyinggung soal penelitian Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) yang menyebut kejenuhan masyarakat semakin tinggi. "Tapi ini memang ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan terkait dengan bagi kami juga itu ada beberapa waktu yang lalu dari Fakultas Psikologi UI memang melakukan survei memang semakin hari itu tingkat kejenuhan masyarakat semakin tinggi di rumah," ungkapnya. Selain itu, segi ekonomi juga menjadi alasan orang mau tak mau keluar rumah.
"Itu satu yang satu isu memang perlu ditangani gitu ya, kemudian yang kedua terkait isu ekonomi itu satu ya," ujar dia. Lantas, Abetnego menyinggung acara penutupan gerai McD Sarinah beberapa yang lalu. Menurutnya orang orang yang datang ke sana di tengah pandemi sungguh keterlaluan.
"Walaupun ada yang memang tadi kritik itu salah satu yang paling menurut kita enggak pantas banget hanya untuk melihat suatu toko ditutup atau gerai ditutup beramai ramai," singgungnya. Sedangkan terkait ekonomi itu memang hal yang sulit di atasi di tengah pandemi Covid 19. "Terus kemudian soal ekonomi tadi itu memang ada di tengah tengah kita," ungkapnya.