Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ibnu Hamad menyoroti ekspresi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6/2020) lalu. Sebelumnya Jokowi mengecam kinerja jajaran menterinya yang ia sebut masih biasa biasa saja dalam menghadapi pandemi Covid 19. Tidak hanya itu, Jokowi juga melontarkan ancaman kemungkinan perombakan ( reshuffle ) kabinet.
Ibnu menilai ada banyak yang dapat disimpulkan dari pidato arahan Jokowi. Menurut dia, kata kata yang dipilih Jokowi dapat menjadi sorotan. "Yang harus dibaca, ini lebih dari sekadar pilihan kata yang dipilih oleh beliau," kata Ibnu Hamad.
Dari pidato tersebut, Ibnu menyoroti ada beberapa kata yang terus diulang untuk ditekankan maknanya oleh Jokowi. "Ada 'bahaya', 'kerja biasa biasa saja', 'harus extraordinary '. 'Bahaya' dan ' extraordinary ' berulang ulang beliau sampaikan," jelas Ibnu. Ia kemudian menyoroti bagaimana ekspresi Jokowi saat menyampaikan pidato tersebut.
Diketahui saat berpidato, Jokowi juga berulang kali membuat gestur menunjuk, mengayunkan tangan, dan memberi tekanan pada kata katanya. Ibnu menilai ekspresi Jokowi saat itu menunjukkan keseriusan luar biasa. "Tapi yang paling penting adalah nonverbalnya. Wajahnya mohon dilihat, betapa seriusnya Pak Jokowi kali ini," papar profesor tersebut.
"Wajahnya, ekspresi nonverbal, dan tekanan katanya itu lihat, luar biasa," lanjut Ibnu. Seperti diketahui, sidang itu dihadiri para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Mengingat Jokowi menyampaikan kata kata bernada tinggi di hadapan para politisi senior, Ibnu menilai hal itu semakin menunjukkan keseriusan Kepala Negara.
"Menurut saya ini menampilkan apa yang disampaikan beliau di depan para seniornya sendiri, barangkali para politisi senior, ini serius," ungkap Ibnu. Ia mengungkit permintaan Jokowi untuk bertindak lebih daripada biasanya tentang pandemi Covid 19. "Tidak bisa diperlakukan dengan biasa biasa saja. Ini harus extraordinary ," tegas Ibnu.
Ibnu berseloroh dirinya juga turut terbawa dalam emosi Jokowi. "Saya terbawa juga ekspresinya extraordinary ," tambahnya sambil terkekeh. Diketahui dalam video yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020) tersebut, Jokowi mengkritik kinerja menteri yang dianggap masih sama seperti sebelum pandemi.
Jokowi juga menyoroti penggunaan anggaran yang belum maksimal untuk belanja penanganan Covid 19, terutama yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat tangan saat menyampaikan kemungkinan perombakan jajaran menteri ( reshuffle ) kabinet di tengah pandemi Virus Corona (Covid 19). Jokowi menyebutkan dirinya tidak segan segan akan mengambil keputusan itu jika memang diperlukan.
Dalam arahan tersebut, Jokowi menyinggung banyak kebijakan yang terhambat hanya karena urusan birokrasi di peraturan. "Kalau mau Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang undang) lagi, saya buatin Perppu," tegas Joko Widodo, dalam tayangan di kanal YouTube Sekretariat Presiden , diunggah Minggu (28/6/2020). "Kalau yang sudah ada belum cukup," tambahnya.
Jokowi menyebutkan dirinya tidak akan segan mempertaruhkan reputasi politiknya jika perlu mengambil langkah itu. Ia juga meminta agar jajarannya benar benar bersikap situasi saat ini adalah krisis. Selain itu, ia mendorong agar langkah kebijakan luar biasa dilakukan jika memang perlu.
"Asal untuk rakyat, asal untuk negara, saya pertaruhkan reputasi politik saya," ungkap mantan Wali Kota Solo ini. "Sekali lagi, tolong ini betul betul dirasakan semuanya. Jangan sampai ada hal yang justru mengganggu," lanjut Jokowi. "Langkah langkah extraordinary ini betul betul harus kita lakukan," tambahnya.
Jokowi menyinggung dirinya membuka opsi berbagai langkah politik sampai kebijakan jika memang perlu. Hal itu ia sampaikan sembari mengingatkan tanggung jawab pemerintah terhadap rakyat. "Saya membuka entah yang namanya langkah langkah politik, entah langkah langkah kepemerintahan. Akan saya buka," kata Kepala Negara.
"Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara," tegasnya. Menurut Jokowi, langkah itu bisa saja termasuk membubarkan lembaga tertentu atau merombak jajaran menteri. Ia mengaku sudah memikirkan banyak kemungkinan yang dapat dilakukan agar penanganan Covid 19 lebih efektif.
"Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle ," ungkit Jokowi. "Udah kepikiran ke mana mana saya. Entah buat Perpu yang yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta ini. Menurut Jokowi, opsi itu mungkin saja dilakukan mengingat situasi krisis yang terjadi.
"Karena memang suasana ini harus ada," tegasnya. Jokowi kemudian membuat gestur mengangkat tangan, yang umumnya diartikan sebagai tanda orang menyerah. "Kalau suasana ini Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," kata Jokowi.
"Artinya tindakan yang extraordinary keras akan saya lakukan," tutupnya.