Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan arahan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyiapkan fatwa baru lainnya terkait penanganan Covid 19. Adapun Fatwa baru tersebut, yaitu terkait dengan ketersediaan vaksin Covid 19 untuk pengobatan penyakit tersebut. Dia berharap vaksin Covid 19 dapat tersedia bagi masyarakat pada pertengahan 2021 atau bahkan lebih cepat dari itu.
"Kita berdoa semoga upaya pemerintah dalam menyegerakan tersedianya vaksin dapat terwujud dan dalam kaitan ini MUI perlu mempersiapkan fatwanya," ujar Ma'ruf dalam sambutan di webinar bertajuk Peranan Fatwa MUI pada Masa Pandemi Covid 19 dan Dampak Hukumnya yang digelar Universitas Al Azhar Indonesia, Rabu (5/8/2020). Ma'ruf menjelaskan secara umum bahwa fatwa dalam Islam bersifat meringankan sesuai ajaran agama, tetapi tak sekadar mencari kemudahan saja. "Fatwa baru yang diputuskan ulama berorientasi pada prinsip meringankan, tetapi tetap dengan koridor ajaran agama Islam dan tidak berorientasikan cuma mencari kemudahan, dan tidak pula mencari keringanan keringanan saja," katanya.
Hal itulah yang menunjukkan bahwa pada dasarnya, kata Ma'ruf, hukum Islam punya fleksibilitas dalam pelaksanaannya sesuai dengan kondisi seperti saat pandemi Covid 19 ini. Seperti diketahui, saat ini pemerintah melalui perusahaan farmasi Bio Farma tengah mengembangkan vaksin Covid 19. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan Bio Farma mampu memproduksi vaksin Covid 19 sebanyak 250 juta dosis per tahun di akhir tahun 2020.
Itu disampaikan saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi Bio Farma, perusahaan induk BUMN di bidang farmasi, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Kunjungan ini sekaligus untuk memastikan kesiapan uji klinis fase ketiga calon vaksin Covid 19 hasil kolaborasi bersama Sinovac. "Hari ini saya memastikan Bio Farma saat ini sudah siap memproduksi 100 juta dosis vaksin Covid 19 per tahun dan di akhir tahun siap memproduksi 250 juta dosis per tahun”, jelasKetua Pelaksana Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional tersebut.
Erick menyampaikan fokus utama Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yakni melipatgandakan ketersediaan vaksin dan terapi pengobatan yang sangat krusial untuk menanggulangi pandemi. Erick mengajak masyarakat agar tidak meragukan kemampuan Bio Farma yang sudah teruji, baik untuk memproduksi vaksin yang dihasilkan dari kerjasama dengan negara lain juga vaksin murni karya Bio Farma sendiri. “Ini karya anak bangsa. Kita maksimalkan uji klinis dan produksi vaksin Covid 19 agar tahun depan masyarakat dapat segera diimunisasi,” lanjutnya.
Bio Farma telah memproduksi vaksin sejak 1890 dan dipercaya lebih dari 150 negara dalam memproduksi 15 jenis vaksin, dengan pangsa pasar 75 persen vaksin polio yang menyebar di seluruh dunia. Bio Farma juga memastikan bahwa produknya halal, dan sudah digunakan di beberapa negara Timur Tengah.