Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Hamli mengingatkan masih adanya ancaman terorisme di tengah pandemi virus corona. Hal ini disampaikan Hamli saat menjadi narasumber dalam channel YouTube SekaliLagi.id bertema Mewaspadai Kejahatan Terorisme di Era Corona pada Rabu (6/5/2020). "Waspada ancaman terorisme akan terjadi. Ini bukan isapan jempol terbukti sejak 25 Maret 2020, Densus 88 menangkap beberapa orang. Pertama yang di Batang, Jawa Tengah mereka sudah buat bahan peledak yang luar biasa," ungkap Hamli.
Selanjutnya pada 11 April 2020, Densus 88 menangkap terduga teroris di Maluku, 13 April 2020 menangkap terduga teroris di Sultra, 24 April 2020 menangkap terduga teroris di Surabaya yang sudah membekali diri dengan senjata. Densus 88 terus bekerja hingga menangkap terduga teroris di Sidoarjo, Jawa Timur dan terakhir di Banten. Dari sejumlah penangkapan ini, menurut Hamli seharusnya masyarakat bersyukur karena para pelaku berhasil lebih dulu ditangkap oleh Densus 88 sebelum melancarkan aksi teror di tengah pandemi corona.
"Kami apresiasi teman teman Densus 88 yang tidak kenal lelah, meski corona tetap bekerja menangkap terduga teroris," imbuhnya. Lebih lanjut, Hamli juga membaca adanya kelompok teroris yang memanfaatkan pandemi corona sebagai waktu yang tepat untuk menebar teror. "Kelompok teroris harus terus diwaspadai. Kita masyarakat menganggap situasi pandemi ini sebagai ujian. Tapi kelompok teroris berbeda, mereka merasa ini waktu tepat untuk menyerang karena masyarakat takut corona, aparat energinya dikerahkan ke pandemi, saat inilah waktu menyerang," paparnya.
Hamli melanjutkan sebenarnya tanpa ada pandemi corona pun, kelompok terorisme sudah punya timeline serangan seperti ketika Ramadhan, Natal, Tahun Baru dan Kemerdekaan RI. Kondisi saat ini sangatlah menarik karena Ramadhan plus pandemi corona, hal ini yang dijadikan peluang oleh kelompok teror. Apalagi beberapa teroris menganggap Ramadhan sebagai bulan amaliah. "Ini menarik corona dan Ramadhan jadi dobel deker. Aparat dipandang fokus pada penanganan corona, dan memang setiap Ramadhan kelompok mereka sering melakukan aksi amaliah. Ini terjadi mulai tahun 2000 sampai sekarang, sudah 19 tahun," ungkapnya.
Terakhir Hamli mengajak masyarakat tidak lengah untuk memperhatikan hal hal di luar kebiasaan warga di lingkungan rumahnya, terlebih di masa Work Form Home (WFH). Jika ditemukan ada hal hal mencurigakan, masyarakat bisa melapor ke petugas setempat.