– Seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah Dasar (SD) di Mengwi Badung diduga mencabuli siswanya. Guru berinisialAA, KW(50) mencabuli dua siswanya yang terjadi dari 2018 lalu. Kasus ini berbuntut laporan ke PolresBadung.
Oknum guruolahraga SD itu, menyetubuhi siswanya yang berinisial KPP sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kejadian itu terungkap lantaran korban yang kini sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) merasa takut saat pelaku terus mencari korban sehingga korban pun mengiris iris tangannya. Perbuatan tersebutdiketahui oleh seorang guru TU di SMP tersebut.
Saat korban ditanyakan kenapa sampai mengiris tangannya, korban pun bercerita kalau ingin bunuh diri. Ia takut dikejar kejar terus sama pelaku. Ia menceritakan karena korbansaat masih SD merupakan korbanpencabulan pelaku.
Salah satu sumber kepolisian di Polres Badung mengatakan dalam laporannya, korban dicabuli sejak kelas 5 sampai 6 SD. Bahkan dari keterangan KPP,ada korban lainberinisial TF. “Dua orang korbannya yang juga merupakan murid pelaku,” jelas sumber.
Dari keterangan korban TF, kejadian itu terjadi sekitar bulan juni 2018, pukul 15.00 Wita. Hari itu, pihaknya mengikuti ektrakurikuler (Les sekolah) olahraga Cricket yang sebagai guru olahraganya adalah AA , KW. Saat itulah, siswa disuruh satu satu masuk ruangan kelas dengan alasan diajari sendiri olahraga tersebut di dalam kelas.
“Di dalam kelas, pelaku bukannya mengajari cara bermain (Cricket), malah melakukan persetubuhan seksual terhadap korban,” jelasnya. Sebelum melakukan persetubuhan, pelaku juga mangancam korban apabila tidak mengikuti keinginan pelaku nilai korban akan jelek. Bahkan diancam sampai bisa tidak naik kelas dan dipaksa oleh pelaku.
Kasat Reskrim Polres Badung AKP Laorens Rajamangapul Heselo, SIK saat dikonfirmasi membenarkan laporan tersebut. Pihaknya mengaku tengah mendapat laporan dari orang tua siswa yang tidak terima anaknya diperlakukan demikian. “Iya hari ini kami memang menerima laporan tersebut,” ujarnya saat dihubungi Selasa (21/1/2020)
Pihaknya mengatakan orangtua korban ke SPKT Res Badung dan langsung akan ditangani lebih lanjut. “Tunggu dulu hasilnya. Kasus ini masih kami lakukan penyelidikan lebih lanjut, berupa visum dan yang lainnya,” pungkasnya.