Kementerian Luar Negeri RI melalui Kedutaan Besar RI di Beijing memberikan fasilitas psikolog pada warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di provinsi Hubei, China Tengah. Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menuturkan, konseling untuk WNI dalam rangka menjaga kesehatan mereka. "Kemlu tetap mmberikan perhatian, KBRI Beijing selalu menjalin kontak dengan yang bersangkutan, kami juga ada psikolog untuk menelpon secara rutin agar ada teman bicara," ujar Judha yang ditemui di kawasan Blok M space, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2020).
Diketahui, pada awal Februari lalu pemerintah Indonesia mengevakuasi 237 WNI dan satu WNA suami WNI dari provinsi Hubei. Jumlah total WNI yang berada di pusat penyebaran virus covid 19 itu adalah 245 orang. Saat pemulangan itu empat WNI memilih bertahan, sementara tiga WNI saat menjalani tahapan screnning kesehatan oleh otoritas China, kesehatannya tidak fit dan tidak bisa pulang ke tanah air.
"Tiga mahasiswa saat ini tinggal di asrama masing masing, dua diantaranya adalah mahasiswa kedokteran, jadi mereka paham dengan protokol kesehatan yang harus dijalani," ungkap Judha. Sebanyak 58 jiwa di Provinsi , kini harus puas menjalani kehidupan yang diisolasi dari dunia luar. Ini merupakan, kebijakan baru yang dicanangkan pemerintah .
Dilansir dari , pengumuman isolasi ini, dilakukan pada hari Minggu (16/2/2020) lalu. Pemerintah menetapkan, hanya ada satu anggota keluarga yang boleh keluar meninggalkan rumah. Itu hanya untuk membeli keperluan pokok, di supermarket.
Para perwakilan masing masing rumah ini, hanya boleh keluar tiga hari sekali. Ada 200.000 pedesaan di Provinsi , . Diperkirakan, ada sekitar 24 juta jiwa di pedesaan ini.
Kini, lokasi pedesaan juga akan ditutup rapat. Kawasan ini, nantinya bisa diakses penduduk setempat hanya melalui satu pintu masuk yang dijaga. Pembatasan serupa, juga dilakukan di kawasan pemukiman tengah kota.
Dilansir The Sun dari South Morning Post (SCMP), pemerintah mengatakan penduduk harus berdiam diri di rumah. Apabila ingin keluar, mereka harus mengenakan masker dan menjaga jarak minimal 1,5 meter dari orang lain. "Semua tempat rekeasi dan hiburan harus ditutup."
"Semua kegiatan masyarakat juga diberhentikan." "Pernikahan harus ditunda dan proses pemakaman dikurangi." Bahkan, sekedar mengunjungi tetangga itu sangat dilarang otoritas .
Pemeintah daerah , telah melarang kendaraan dan angkutan umum. Pengecualian untuk, mobil van polisi, ambulans dan kendaraan berlisensi khusus lainnya. Warga yang diisolasi ini, kehidupannya akan dibantu oleh pemerintah.
Semua bisnis dan semua tempat umum juga dikosongkan. Penutupan ini, akan dilakukan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah. Tapi untuk toko kimia, hotel, toko makanan dan layanan medis diperbolehkan untuk tetap beroperasi.
Bagi mereka yang melanggar peraturan baru ini, petugas berwajib akan menberikan sanksi. "Mereka yang tidak melapor atau tidak mematuhi peraturan ini akan ditangani dengan tegas dan serius. Kepala unit harus bertanggungjawab," bunyi penjelasan pemerintah dilansir The Sun dari Strait Times. Kebijakan baru ini dimulai sejak mantan Wali Kota Shanghai, Ying Yong menjabat di Provinsi .